Kamis, 20 September 2007

Stop Merokok. Bukan Karena Asapnya, Tapi Proses Pembuatannya.

Semua barang yang kita konsumsi memerlukan energi dalam proses pembuatannya. Dari yang termudah seperti memakan strawberry yang kita petik sendiri sampai kertas yang kita pakai sehari-hari. Seperti tanaman lainnya, strawberry memerlukan waktu untuk tumbuh dan dalam perjalanannya memerlukan air, pupuk dan tenaga manusia juga. Kertas mungkin memiliki rantai yang lebih panjang, dari penanaman pohon, penebangan, lalu melalui semua proses yang ada di pabrik yang memerlukan banyak sekali energi, sampai transportasi ke tempat dimana kertas itu kita pakai, dan kita buang.

Paling tidak kalau kertas tadi dipakai untuk keperluan bisnis seperti membuat kontrak, sales order, atau laporan manajemen, kertas tersebut mendapat nilai lebih. Tetapi kalau kita bicara tentang rokok, maka nilainya mungkin lebih banyak negatifnya daripada nilai tambahnya. Bukan hanya dari sisi kesehatan, tetapi pada akhirnya rokok tersebut hanya dihisap untuk dibuang, lalu sampah puntung pun menjadi problem masyarakat karena hanya sekitar 10-15% puntung rokok yang dibuang secara benar. Yang lainnya dibuang sembarangan ke jalan-jalan yang akhirnya memenuhi sungai dan laut kita.

Kalau kita bicara soal asap rokok, memang dibandingkan kita bernafas kadar CO2 diasap rokok tergolong kecil, tetapi kalau bernafas dan merokok pada akhirnya total CO2 yang dikeluarkan lebih besar dari yang seharusnya. Asap rokok juga menjadi polusi bagi perokok pasif yang menghirupnya serta membuat sekitarnya bau juga. Tetapi memang yang membuat merokok itu merusak lingkungan bukan karena perbuatan merokok, tetapi pembuatan rokok itu sendiri yang pada akhirnya rokok tersebut akan dibuang. Kita tahu bahwa dengan membeli rokok maka kita akan membuang pembungkus rokok dan puntungnya.

Pembuatan rokok memerlukan banyak sekali proses serta industri pendukung yang bila kita perhatikan memakai banyak sekali energi.
Kertas rokok. Seperti kertas lainnya, kertas rokok juga memerlukan pohon yang diproses menjadi bubur sebelum akhirnya dicetak menjadi kertas rokok dan di printing untuk nama dan logo
Tembakau. Tembakau adalah campuran utama rokok yang dalam prosesnya memerlukan air, pupuk, bahan kimia, pestisida, hingga gudang, transportasi, serta manusia yang menjalankan semua ini.
Bumbu yang dipakai untuk blending dengan tembakau seperti cengkeh dan bahan lainnya yang perlu diproses.
Proses melinting secara manusia
Proses manufacturing yang memerlukan mesin dengan kebutuhan energi yang besar
Industri pembungkus rokok dan printing
Transportasi ke setiap daerah penjual
Gudang yang diperlukan dalam transit atau gudang distribusi
Dan lainnya yang belum tersebut hingga proses pembuangan sampahnya

Itulah, memang setiap barang tidak bisa tidak melewati banyak proses yang juga dilewati oleh rokok, tetapi bila pada akhirnya rokok tersebut hanya untuk dibakar, dihisap dan dibuang, itu benar-benar membuang hasil bumi, energi dan tenaga sia-sia yang akhirnya juga menyebabkan penyakit.

Apa kita mau terus digerogoti oleh kecanduan yang merugikan Bumi kita, lingkungan, dan pada akhirnya diri kita sendiri? Stop Merokok! Bukan untuk kesehatan saja tetapi juga lingkungan. Dan pada akhirnya kalau kita bisa Stop Merokok, kita juga akan menghemat uang juga.

(Sumber: WORLDPRESS ; http://akuinginhijau.wordpress.com/2007/07/08/stop-merokok-bukan-karena-asapnya-tapi-proses-pembuatannya/)

3 Djempol:
"Ayo, stop merokok demi masa depan! Rokok itu merusak kesehatan, sia-sia dan menghabiskan uang loh. Belum lagi merusak lingkungan dan merugikan orang lain yang menjadi perokok pasif"

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hmm... :)
ulasan yg cerdas, meskipun kutipan.

kalo saya punya sudut pandang yg sedikit berbeda ttg industri rokok. sederhananya, saya memilih menjadi supporter industri rokok, kenapa? ya karena economical chain and profit distribution yg lebih panjang.

tapi secara pribadi, saya setuju dgn opini 3dj3mpol, bahwa merokok itu merusak, bukan kesehatan tubuh tapi lebih ke kesehatan dompet.

Djatnika mengatakan...

Tidak lah demikian... Apa yang menjadi bahan, proses dan sebagainya adalah yang memberi kehidupan kepada orang banyak. Rokok adalah budaya bangsa Indonesia, terlepas dari dampak terhadap kesehatan (maaf, yang hanya katanya). 30% kanker di negara berkembang adalah saluran pernafasan. Sebelum ada kampanye anti rokok, penyebab kanker tesebut adalah 80% oleh debu halus (bisa darimana saja) dan asbestos.