Sabtu, 22 September 2007

Etnis China dan Dunia Pasar seni Lukis

Kehadiran etnis China dalam dunia seni rupa Indonesia sebenarnya telah cukup lama. Pada era Soekarno, misalnya, keterlibatan etnis China dalam dunia seni rupa tampak signifikan. Terbukti pada era itu dua pelukis keturunan China, Lee Man Fong dan Lim Wa-Shim, diangkat sebagai Pelukis Istana. Di luar tembok istana bahkan berkembang jaringan kolektor yang dapat mengakses langsung Soekarno, yang kala itu memang sedang bersemangat mengoleksi lukisan. Dari jaringan itu, Soekarno banyak mendapatkan lukisan, baik lukisan bergaya China klasik maupun lukisan modern karya sejumlah pelukis Indonesia yang terkenal saat itu.

Dalam waktu kurang lebih 20 tahun terakhir, dunia seni rupa Indonesia terasa berkembang dalam format yang jomplang. Karya seni lukis diperebutkan dan seakan-akan menjadi primadona, sedangkan kerya seni grafis, seni keramik, patung hampir dapat dikatakan tak tersentuh oleh era komodifikasi. Karena itu, secara sosial sejumlah pelukis tiba-tiba melesat menjadi “seniman borjuis”. Sementara pegrafis, keramikus, dan pematung masih banyak yang hidup biasa-biasa aja.

Sejumlah pelukis tiba-tiba melesat jauh menjadi seorang jutawan, bahkan di antara mereka sudah melesat jauh menjadi seorang miliader. Di antara pelukis yang karyanya laris manis di pasar lukisan ada yang mendirikan museum pribadi, ada yang senang klenceran ke luar negri, ada yang beebrapa kali pergi haji, ada yang gemar mengoleksi mobil/motor antik dan bahkan ada yang perlu menambah istri. Hal ini sebenarnya sebagai gejala perubahan sosial yang amat menarik.


Sumber : KOMPAS Minggu,12-11-2006, Halaman 29

1 komentar:

Ir.Yan mengatakan...

salam kenal....
Saya setuju dan mendukung apabila Pelukis atau Pencipta karya seni handmade dinilai sejajar dengan para artis Penyanyi...
Pelukis bermasa depan cemerlang harus didukung dengan undang2x....sebaiknya...tapi siapa yang berjuang?orang 2x di Dewan sebaiknya.Smoga....Terimakasih
(painting-indonesiagallery.blogspot.com)