Sabtu, 17 November 2007

Batavia Waterlooplein


WATERLOOPLEIN
“Berkendara Kuda di Waterlooplein”
Berkuda di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), si kota Batavia abad 19. Saat ini lapangan ini disebut lapangan Banteng. Di bagian belakang adalah istana yang dibangun oleh Gubenur Jendral Herman Daendels (1762-1818), sekarang dikenal sebagai Istana Putih. Di bagian depan istana adalah monumen waterloo, seekor singa di atas pilar yang diberi sebutan “pudel” oleh orang Belanda.
Litografi 33x49 cm Bahasa Perancis.
Perpustakaan Nasional Indonesia, koleksi Varia. No. inv 0436-07

Ketika melihat Lukisan ini, lalu saya membaca keterangannya, ternyata ini lapangan banteng zamam dulu! Mungkin kalau ada waktu kesana saya akan fotoin Lapangan Banteng yang sekarang. Kalau yang sudah pernah ke Lapngan Banteng, bayangin dimana gereja Katedral, Kantor Pos. Kalau ga kebayang ya uda (apaan sih!).

Nippon



PROPAGANDA ASIA

Pasti semua pernah liat poster ini! Poster ini kan yang kita sering lihat dibuku pelajaran sejarah, pas bagian penjajahan jepang di Indonesia. Saya suka sekali foto di bawah poster ini! Hoho.. Saya tidak menyangka bisa melihat dan berfoto dibawah poster yang sensasional dan langka ini. Dahulu saya saat masih SD, SMP, SMA, saya suka diceritakan oleh guru saya, katanya dulu saat penjajahan Jepang yang lebih sadis dari penjajahan Belanda itu sangat susah, banyak yang pakai karung goni untuk baju, padahal itu katanya gatal dan banyak kutunya dan untuk lebih makan susah, yah begitulah, penjajahan sudah berlalu, kita juga sudah merdeka, namun kenapa bangsa kita malah semakin hidup dalam kemunduran?

Erasmus Huis!



Ayo ke Erasmus Huis neng Geulis! ^^

Yup, itulah peta Dimana kedutaan Belanda, tempat pameran Erasmus HUis diadakan. Maaf kalau petanya sederhana dan mungkin salah menurut cara geografi. Tapi yang penting adalah Anda bisa mengetahui lokasinya. Hehehe.. (maklum saya anak desain yang dulu SMA kurang bisa geografi, anak IPA soalnya).

Seperti biasa, dimana-mana dengan alasan keamanan, kedutaan tidak ada tempat parkirnya. Kemarin, 14 November saya kesana dengan motor bersama 2 anggota Kucing Garong (thanks ya!) parkir di pinggir jalan dekat pohonpohon. Motornya dinaikan ke atas trotoar. Kalau dengan Mobil juga sama bisa diparkirkan di belakang kedutaan.

Kita masuk dari pintu samping, lalu diperiksa dan discan2, setelah itu langsung masuk ke perpustakaan, dimana pameran dilangsungkan. Tidak banyak memang yang dipamerkan, tapi ada yang menarik. Itu saya uraikan lagi diposting bawah. Lalu kita dikasih buku oleh satpamnya, Buku pameran Erasmus Huis. (kalau mau pinjam, call me!). Tapi lebih baik kita datang kesana. Banyak informasi yang diungkap dalam buku itu. Menarik!

Mungkin kita seharusnya malu dan berkaca. Sesuatu yang merupakan sejarah dari bangsa kita malah dimiliki oleh orang lain. Saya sampai kaget pada saat membaca kata pengantar dari buku pameran Erasmus Huis ini, “Setelah kemerdekaan Indonesia, Koleksi Varia ini dipindahkan ke Perpustakaan Nasional, di mana keberadaannya terabaikan”. Duh, rasanya langsung menohok hati. Apakah bangsa kita mau terus-terusan begini... Tidak bisa menghargai sesuatu sejarah, seni atau pun karya orang lain?

Sabtu, 10 November 2007

Kumpul buat pameran

Rabu yang mendung, 7 November 2007
3 djempol and friends kumpul untuk membicarakan pameran.
Dari pembicaraan ini kami sudah mendapatkan hasil mufakat tentang bagaimana tema pameran kami.. Hehehe tentunya tidak bisa dibeberkan disini biar menjadi kejutan.. tapi ukurannya akan sekitar tinggi: 1800 mm dengan lebar 700 mm. Wacana akan diletakkan dari permukaan tanah 650 mm sampai ketinggian 1650 mm agar mudah dibaca. kamu sudah membagi kerja tugas masing-masing agar pameran ini bisa terwujud dan jadi nyata dalam waktu yang cukup padat ini. hehehe.. doakan kami ya! moga2 hasilnyajuga 3 djempol!